Welcome to my Blog thanks for you visit

Halaman

Selasa, 17 Mei 2011

Uvoria Panggung Politik Indonesia Saat Pemilu


Tidak mudah untuk menjadi orang nomer satu di negri ini,butuh energi cukup banyak. Ga bisa di pungkiri glontoran uang dan juga pergerakan sebuah partai sangat berpengaruh besar.
Waktu yg di tetapkan KPU juga ga tanggung2 yaitu 9 Bulan.??? Waktu yg lumayan panjang sebuah pesta demokrasi.
9 bulan..???kayak ibu hamil aja keli ye..???
Tapi,aku yakin selama 9 bulan itu,banyak partai yg mengeluarkan uang banyak banget.
Nah,apakah anda ingin tahu selama 9 bulan itu siapa aja yg terkait dalam proses demokrasi itu..??
Mau tehe..???

Namanya juga pesta dan di lakukan serentak di indonesia,aku yakin tidak hanya lapisan atas saja yg menikmati. Orang-orang yg kadang tidak mempunyai kepentingan dengan partai kemudian juga di libatkan secara langsung.
Nah,di bawah ini saya soroti lapisan2 yg secara tidak langsung,menetukan pemilu dilakukan :

Tukang Sablon : Sepanduk,umbul2 atau baliho yg ada di pinggir jalan itu klo bukan jasa tukang sablon siapa lagi..?? secara tidak langsung,tukang sablon memuluskan proses pesta demokrasi ini. Jika saja sebuah parti mencetak kaos 1 buah seharga 20ribu,bayangkan jika partai itu membuat kaos dengan jumlah yg ratusan buah..??sudah berapa jutaan rupiah yg di gunakan hanya untuk urusan kaos.Itu baru kaos,belom umbul2,bendera atau baliho. Dan perlu di inget,itu baru 1 partai..Coba banyangkan jika 30an partai membuat pernak pernik yg menggunakan jasa sablon ini..??? Sungguh,pemilu membuka peluang usaha yg suka nyablon…!!!!


Pemuka Agama : Kalo ada kampanye yg melibatkan banyak orang,misal harus berkoar2 di lapangan atau tempat ibadah,Aku yakin Pemuka agama di libatkan.Ini bisa meraih simpati,bahwa partai yg di kampanyekan..seolah2 taat agama,sok alim,..pdhl klo udah jadi ..ujungnya ya Korup..!!!! Yah,namanya juga usaha,saya hargai hal itu.

Dukun Atau orang Pintar : Emang tidak ada survey yg menunjukkan kalo dukun atau orang pintar itu punya peran yg besar terhadap proses demokasi.Tapi,namanya juga indonesia,masih percaya klenik2 macam itu. Wujudnya jelas,ingin meraih simpati yg sebanyak-banyaknya. Saya pribadi seh,ga kamsalah dengan cara2 seperti itu,toh namanya juga usahalah. Modusnya ,jelas..membuka aura,pasang susuk atau sejenisnya biar menarik simpati..[red-maap,saya ga kompetent soal dukun dan orang pintar ini].

UPAL : sejarah kriminal aku yakin akan meningkat seiringnya proses demokrasi ini,salah satunya adalah munculnya UANG PALSU. Untuk menarik simpati tentu saja butuh dana segar,aku yakin di antara partai yg ikut dalam pemilu 2009 punya keterkaitan dengan kasus krimial pengedaran UANG PASLU..!! kalopun ada,semoga hal ini terjadi lebih sedikit di bandingkan tahun kemarin.

Organ Tunggal : Kalo anda lihat di tipi2,setiap acara kampnye kok ada hiburan.Dan bisa di pastikan itu organ tunggal atau sewa artis karbitan. Yah,banyak cara menarik simpati. Kalo partai yg besar,biasanya menyewa artis yg punya nama juga,hal ini apa lagi klo bukan menarik simpati rakyat. Bisa juga menghadirkan artis sinetron yg tidak ada sangkut pautan ama misi Kampanye sebuah partai. Tapi,biasanya artis atau organ tunggal punya tarif special untuk acara model itu.[red-musim kampanye].

Jujur,saya kok belom nemu partai yg “murni”.
Masih banyak partai yang bergerak hanya keberpihakakan politik Atas nama golongan,ras atau agama.
Yah,apapun itu..semoga endonesia akan lebih baik setelah proses pemilu 2009 ini.


sumber: http://artikelpolitik.wordpress.com/

Selasa, 10 Mei 2011

Kunjungan Keluar Negeri Tak Diatur Tatib DPR


VIVAnews – DPR nyaris tak pernah lepas dari sorotan publik. Ada saja persoalan yang membuat lembaga perwakilan rakyat yang terhormat itu menjadi perbincangan di sana-sini, entah soal rencana pembangunan gedung baru DPR, atau soal kunjungan kerja atau studi banding DPR keluar negeri. Kedua hal itu ditengarai menyedot dana yang tidak sedikit.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengungkapkan, kunjungan kerja DPR ke luar negeri sesungguhnya tidak diatur dalam Tata Tertib DPR. “Itu diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama antara pimpinan DPR, fraksi, dan komisi terkait,” kata Priyo saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu, 11 Mei 2011. Ia menambahkan, sebelum berangkat keluar negeri guna melakukan studi banding, komisi terkait harus menyampaikan rencana tersebut kepada pimpinan dewan.

“Setelah pulang dari luar negeri, hasil kunjungan itu juga disampaikan kepada pimpinan,” jelas Priyo. “Jadi tidak diatur dalam Tata tertib DPR. Tapi hasil kunjungan biasanya dilaporkan di rapat paripurna DPR menjelang penutupan masa sidang,” imbuh Priyo. Ia menegaskan, publik pun dapat bertanya secara langsung kepada komisi yang bersangkutan apabila ingin mengetahui hasil kunjungan itu.

Priyo mengatakan, meskipun hasil kunjungan dilaporkan kepada pimpinan dewan, namun komisi terkait tidak harus menyusun laporan resmi soal kunjungan tersebut kepada pimpinan DPR karena hal itu tidak ada dalam mekanisme DPR. “Tidak ada format baku, tidak diatur dalam tatib. Saya kira juga tidak perlu, asal secara prinsip pertanggungjawaban itu disampaikan ke publik lewat media,” ujar Priyo.

Pada reses bulan lalu, sejumlah komisi di DPR melakukan kunjungan kerja ke berbagai negara. Komisi I DPR yang mengawasi sektor pertahanan keamanan dan hubungan luar negeri melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan Rusia, Komisi VIII yang mengawasi sektor keagamaan dan sosial melakukan studi banding ke Australia dalam rangka menggodok RUU tentang Fakir Miskin, dan Komisi X DPR yang mengawasi sektor olahraga dan pariwisata berkunjung ke Stadion Real Madrid dan Barcelona di Spanyol.

Selasa kemarin juga terungkap, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR sempat mampir ke Stadion Old Trafford milik klub sepakbola Manchester United dalam lawatannya ke Inggris. “Kami ingin tahu bagaimana sepakbola di Inggris bisa menjadi sebuah industri,” kata Indrawati Sukadis, Wakil ketua BURT yang juga menjadi pimpinan rombongan. Selama berada di Old Trafford, anggota BURT melihat-lihat museum dan berbagai toko di sana. (eh)

• VIVAnews

Isu NII Sudah Masuk Ranah Politik



VIVAnews
- Menteri Komunikasi Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menilai isu seputar adanya Negara Islam Indonesia (NII) sudah masuk ranah politik. "Ya kalau saya melihat fenomena sudah masuk ke politik," kata Tifatul, Rabu, 11 Mei 2011. Menurut Tifatul, isu adanya NII sebenarnya sudah berhembus lama. Bahkan, politis PKS ini sudah mendengar sejak ia masih aktif di kampus. "Saya dulu waktu di kampus sudah bertemu dengan orang-orang yang mengajak bergabung dengan NII," ujar Tifatul. Tapi, Tifatul mengakui, kementerian yang ia pimpin sendiri saat ini tidak bisa memantau kabar adanya perekrutan NII lewat Facebook. Sebab, wilayah itu adalah wewenang Badan Intelijen Negara (BIN). "Menkominfo tidak bisa mengecek perekrutan by Facebook karena infrastruktur itu bukan tugas kami, mungkin itu kewenangan BIN," jelas Tifatul. Sejumlah politisi sampai artis pernah dituding ikut menjadi pengikut NII. Bahkan, sampai mantan calon presiden Wiranto dituding pernah memanfaatkan NII untuk mendulang suara pada Pemilu Presiden tahun 2004. Untuk mengecek kebenaran kabar adanya NII, hari ini Manteri Agama Suryadharma Ali berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 11 Mei 2011. "Apakah ada kaitan antara Al-Zaytun dengan NII, dan sejauh mana keterkaitannya,” kata Suryadharma. Al-Zaytun tengah menjadi sorotan publik setelah sejumlah pihak mengungkapkan bahwa pondok pesantren megah di Indramayu itu tak lain adalah markas NII Komandemen Wilayah IX. Kasus NII sendiri kembali mengemuka setelah terkuak berbagai kasus pencucian otak pegawai pemerintah, mahasiswa, hingga anak-anak pelajar. Organisasi ini ditengarai berada di balik aksi meresahkan tersebut. (adi)